Tuesday, October 3, 2017

PERIKSA ke DOKTER KANDUNGAN : “KAPAN, UNTUK APA, SIAPA SAJA?”



Dokter : “Selamat sore ibu, ada yang bisa dibantu?”
Pasien  : “Saya mau USG dok”
Dokter : “Kenapa mau USG?”
Pasien  : “Mau cek, mau periksa”
Dokter : “Ibu hamil?”
Pasien  : “Ya iyalah dok, ngapain saya kesini kalo ga 
                  hamil”         
Dokter : “Hufff” (menghela napas panjang)


Itu sepenggal percakapan yang sering saya jumpai pada pasien-pasien yang datang untuk memeriksakan dirinya ke praktek saya. Kalo ke dokter kandungan atau dokter SpOG itu ya pasti hamil dan hanya untuk orang hamil. Kalo ke dokter kandungan itu pasti untuk memeriksakan kehamilannya.
Dokter kandungan atau SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi) atau Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan merupakan dokter spesialis yang menangani permasalahan kebidanan atau kehamilan (termasuk komplikasinya) dan menangani penyakit kandungan (infeksi, tumor, kanker dan komplikasinya). 
Jadi, dokter kandungan atau SpOG tidak hanya menangani pasien hamil saja, melainkan juga pasien tidak hamil. Apa saja pasien-pasien non-hamil yang perlu datang ke dokter kandungan? Pasien wanita dengan haid / menstruasi tidak teratur, menstruasi berlebihan, nyeri saat menstruasi, keputihan, benjolan di bagian perut bawah, nyeri perut bawah, benjolan di bagian organ kewanitaan, pasien menopause, tumor dan kanker kandungan, dan gangguan lain di organ kewanitaan.

“Kapan seorang wanita perlu untuk datang ke dokter kandungan?”

Sesegera mungkin apabila merasakan kelainan dari organ kewanitaannya. Ketika seorang anak perempuan seharusnya sudah haid tetapi belum juga mendapatkan haid pertamanya, maka orang tua perlu membawa ke dokter kandungan agar diperiksa apakah hanya kelainan atau gangguan hormonal saja atau ada kelainan dari anatomi organ kewanitaan. Ketika seorang wanita pada usia subur  dan sudah pernah berhubungan seksual mengalami keterlambatan haid maka perlu ke dokter kandungan agar diperiksa apakah terlambat haid karena gangguan hormonal, stress, atau karena hamil. 


Apabila hamil, dokter akan melakukan USG untuk menentukan kehamilan berada di dalam kandungan atau diluar kandungan, usia kandungan saat itu, taksiran persalinan, kondisi janin dalam kandungan. Wanita dengan benjolan di perut bagian bawah perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan agar diketahui asal dan jenis benjolan tersebut. Wanita yang mengalami keputihan berlebih, gatal, bau, dan berwarna (tidak bening). Wanita yang mengalami perdarahan dari jalan lahir diluar siklus menstruasinya juga sebaiknya datang ke dokter kandungan untuk diperiksa.

“Enak ya kalo dokter kandungan cowok, kan pasiennya cewek semua”

Taukah anda, pasien dokter kandungan tidak 100% wanita. Masa sih? Ya, pasien dokter kandungan 98% saja yang wanita, yang 2% adalah laki-laki. Mungkin sebagian dari anda tidak percaya. Kenapa ada 2% pasien dokter kandungan itu laki-laki?
Untuk pasangan yang sudah menikah tapi belum juga dikaruniai anak, pasangan tersebut akan datang ke dokter kandungan. Kalau datang ke saya hanya sendiri saja (istri) maka akan saya suruh datang lagi dengan suami. Kenapa? Karena terapi infertilitas atau program ingin anak harus dilakukan bersama-sama suami dan istri. Bukankah “bikin anak” itu dilakukan berdua dengan pasangan? Tidak bisa “bikin anak” dilakukan sendiri. Tentu kalo mau berobat / program juga harus berdua. Pemeriksaan dan terapi yang diberikan juga untuk suami dan istri, itulah mengapa pasien dokter kandungan 2%-nya laki-laki.
Jadi, untuk anda yang berencana datang ke dokter kandungan, beritahukan dari awal tujuan kedatangan anda ke dokter kandungan tersebut. Ceritakan keluhan yang anda rasakan. Karena perut membesar belum tentu hamil, bisa saja tumor kandungan, maka dokter pasti akan menanyakan maksud dan tujuan anda datang. Untuk anda yang memiliki keluhan di perut bagian bawah dan sekitar organ intim wanita, segeralah memeriksakan diri, agar segera diketahui permasalahan dalam tubuh sehingga lebih cepat ditangani.
Semoga bermanfaat..
-ED-

No comments:

Post a Comment