Wednesday, October 4, 2017

USG 4 DIMENSI IBU HAMIL

foto : koleksi pribadi


Ada banyak sekali alat-alat pemeriksaan yang canggih yang dapat membantu kita untuk mengetahui tentang isi tubuh manusia, salah satunya adalah USG atau ultrasonografi. Alat USG menggunakan gelombang suara. USG dilakukan oleh dokter kandungan untuk memeriksa kehamilan ibu, mengetahui usia kehamilan, posisi janin, dan untuk memastikan kehamilannya normal dan janin dalam kandungan sehat. USG yang sering dijumpai adalah alat USG 2 dimensi. Alat ini menghasilkan gambar monochrome atau gambar hitam putih. 

Sebenarnya, untuk pemeriksaan kehamilan rutin cukup dengan pemeriksaan USG 2 dimensi saja. Saat ibu hamil diperiksa menggunakan USG maka yang rutin dokter kandungan lakukan adalah menghitung kantung kehamilan, mengukur bakal calon janin (dilakukan pada kehamilan muda), lingkar kepala janin, lingkar perut janin, panjang tulang paha, melihat air ketuban, melihat posisi dan keadaan plasenta, melihat posisi janin, menghitung detak jantung janin, melihat kelamin (tidak selalu dilakukan), dan melihat kelainan-kelainan yang lain. Semua hal itu dapat dilihat menggunakan USG 2 dimensi. Namun kini ada pula USG 4 Dimensi. Pemeriksaan menggunakan alat USG 4 Dimensi atau biasa disebut USG 4D ini sifatnya tidak wajib karena tidak semua dokter dan rumah sakit memiliki alat dan kemampuan melakukan USG 4D karena dibutuhkan keahlian khusus untuk melakukannya.
foto : koleksi pribadi

Prinsip kerja alat USG 4D sebenarnya sama seperti USG 2D maupun 3D, hanya saja gambar yang dihasilkan berbeda.

USG 2D menunjukkan kelamin laki-laki
foto : koleksi pribadi

USG 2D menunjukkan kelamin laki-laki
foto : koleksi pribadi

USG 4D menunjukkan kelamin laki-laki
foto : koleksi pribadi


Kebanyakan ibu hamil datang untuk melakukan USG 4D karena ingin melihat wajah dari janin yang dikandungnya. Banyak ibu hamil yang kemudian memasang foto saat USG 4D dan foto hari pertama ketika janin yang dikandungnya dilahirkan. Rasa penasaran ini yang membuat ibu hamil berbondong-bondong melakukan USG 4D. USG 4D sebenarnya digunakan oleh dokter kandungan untuk melihat kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada janin di dalam kandungan ibu hamil yaitu seperti bibir sumbing, omphalocele, gastrochisis, ataupun kelainan-kelainan yang lainnya.

Apa saja yang harus diperhatikan bila akan melakukan USG 4D ?

Usia kandungan yang ideal saat melakukan USG 4D adalah 26 minggu hingga 34 minggu. Hal ini penting diperhatikan apabila ibu hamil ingin melihat wajah janin dalam kandungan, karena apabila dilakukan sebelum usia 26 minggu maka bentuk kontur wajah akan kurang terlihat bagus, apabila dilakukan setelah usia kehamilan 34 minggu maka akan lebih sulit melihat wajah janin karena rahim sudah semakin penuh sehingga kadang wajah janin tertutup oleh organ tubuh yang lain.






foto : koleksi pribadi

Pilih waktu senggang. Pemilihan waktu saat melakukan USG 4D ini penting karena idelanya pemeriksaan USG 4D memerlukan waktu 30 – 45 menit karena dokter akan melakukan pengukuran biometri janin terlebih dahulu menggunakan USG 2D sebelum beranjak melakukan USG 4D sehingga apabila anda terburu-buru saat datang ke dokter kandungan maka pemeriksaan ini sebaiknya tidak anda lakukan.

Pilih dokter kandungan yang nyaman untuk berkonsultasi. Hal ini penting dilakukan karena dokter kandungan yang komunikatif dan bersedia menjawab semua pertanyaan anda serta bersedia menjelaskan semua gambar yang anda lihat ketika melakukan USG baik 2D maupun 4D akan memberikan kepuasan tersendiri.

tangan menutup muka saat USG 4D
foto : koleksi pribadi

USG 4D tidak selalu berhasil. Ya, apabila anda berharap tinggi saat pemeriksaan USG 4D untuk dapat melihat wajah dari janin yang ada di dalam kandungan, maka bisa jadi anda akan kecewa. USG 4D tidak selalu dapat melihat wajah janin secara jelas karena kadang kala wajah dari janin akan tertutup oleh tangan ataupun kaki, atau bahkan posisi wajah dari janin menghadap ke belakang atau ke arah punggung ibu sehingga gambar tidak dapat dilihat dengan baik.
janin tampak telinga saja saat USG 4D
foto : koleksi pribadi

tangan menutup muka saat USG 4D
foto : koleksi pribadi

foto : koleksi pribadi














Ketahui biaya USG 4D. Pemeriksaan USG 4D menggunakan alat yang lebih canggih dari USG 2D dan tentu saja alat ini lebih mahal. Tanyakan terlebih dahulu ke bagian informasi atau kasir dari Rumah Sakit / Klinik atau tempat praktek dokter yang melayani USG 4D. Tanyakan apakah biaya yang disampaikan hanya biaya USG 4D atau sudah termasuk dengan biaya konsultasi dokter kandungan. Rata-rata USG 4D oleh dokter kandungan berkisar antara 300 ribu – 750 ribu rupiah. Biaya ini belum termasuk biaya konsultasi dokter kandungan dan biaya obat/vitamin hamil.

Mintalah hasil USG 4D. Hasil USG 4D yang anda lakukan dapat disimpan dalam bentuk CD, diprint berwarna maupun hitam putih. Mintalah hasil USG tersebut sebagai dokumentasi pribadi karena tidak semua dokter kandungan menyimpan dokumentasi hasil USG saat itu.
 
Jadi, berminat melakukan USG 4 Dimensi ?

Semoga bermanfaat..

foto : koleksi pribadi

foto : koleksi pribadi

foto : koleksi pribadi



PERHATIAN : Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang, tidak semua kelainan pada janin dapat ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan USG. Dokter kandungan hanya melakukan penilaian terhadap kehamilan pada saat anda melakukan pemeriksaan. Dokter yang paling ahli sekalipun dapat melakukan kesalahan ataupun tidak melihat adanya kelainan yang mungkin terjadi pada kehamilan anda.


-ED-

PLASENTA PREVIA, SOLUSIO PLASENTA, VASA PREVIA


Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)
img : google
Sabtu sore adalah “jatah” saya untuk libur, tidak praktek sore, dan saat untuk saya “lihat lampu”, satu istilah milik pasangan saya untuk jalan-jalan ke mall. Maklum, dia bekerja di Purbalingga, satu kota di Jawa Tengah yang tenang dan nyaman, belum terpolusi dengan berbagai bangunan mall. Ya, Sabtu sore jatah saya jalan-jalan, menikmati waktu luang walaupun tentu saja handphone saya tetap aktif 24 jam. Panggilan darurat bisa datang kapan saja.
Tapi sore itu berbeda, baru saja saya akan duduk di satu tempat makan seafood favorit saya, handphone sudah berdering dan ada tulisan “IGD RS” di layar handphone, dan seperti biasa pasangan saya justru yang deg-degan kalo handphone saya sudah berdering. Deg-degan bukan karena waktu bersama dia terpotong, melainkan karena khawatir dengan pasien yang akan dilaporkan.
Bidan jaga melaporkan pasien seorang wanita hamil anak kedua, usia kehamilan 34 minggu, dengan perdarahan dari jalan lahir. Darah yang keluar berwarna merah segar. Perdarahan yang terjadi pada pasien ini tidak disertai dengan nyeri perut. Darah keluar tiba-tiba saat pasien sedang istirahat / menonton tv di rumah. Keadaan ibu cukup baik. Pasien ini tidak pernah kontrol hamil ke saya ataupun ke rumah sakit tempat saya bekerja. Tidak pernah juga ke dokter kandungan untuk sekedar USG. Via telepon saya menginstruksikan tindakan-tindakan medis yang harus dijalankan oleh dokter dan bidan jaga sembari saya bersiap untuk menuju ke rumah sakit.
Acara makan malam? Batal dulu... atau paling tidak ditunda dulu…hal yang biasa terjadi di kehidupan keluarga dokter kandungan... pasien diutamakan.
Sampai di RS, pasien sudah dipindahkan ke kamar bersalin, segera saya melakukan anamneses / wawancara ke pasien dan melakukan pemeriksaan lengkap, termasuk detak jantung janin dan menilai perdarahan dari jalan lahir serta mencari penyebabnya. USG sebagai pemeriksaan penunjang pun dilakukan. Diagnosis yang saya tegakkan adalah Perdarahan Antepartum karena Plasenta Previa Totalis. Perdarahan yang terjadi merupakan perdarahan aktif. Setelah menjelaskan ke pasien dan keluarga, saya menyiapkan tindakan selanjutnya, yaitu operasi caesar. Syukur puji Tuhan, proses operasi berjalan lancar, ibu dan bayi selamat.
Setelah memberi selamat ke suami dan keluarga pasien, tiba-tiba adik pasien datang ke saya, menanyakan kenapa bisa terjadi perdarahan dari jalan lahir? Apa itu plasenta previa?
Perdarahan saat hamil bisa terjadi karena banyak hal. Untuk perdarahan saat hamil muda bisa anda lihat di sini, sedangkan untuk perdarahan di usia kandungan di atas 28 minggu akan dibahas di sini. Perdarahan saat hamil bisa terjadi karena persalinan prematur, plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa.
“Apa itu plasenta previa?”
Plasenta previa merupakan keadaan di mana plasenta (ari-ari) melekat pada bagian bawah rahim sehingga plasenta ini dapat menutupi jalan lahir sebagian atau keseluruhan pembukaan jalan lahir. Diagnosis plasenta previa bisa diketahui sejak usia kandungan 28 minggu dan akan dievaluasi hingga usia 36 minggu. Diagnosis plasenta previa bisa ditentukan melalui pemeriksaan USG. Dokter akan melihat posisi plasenta dan menentukan jenis plasenta previanya. Ada 3 macam jenis plasenta previa:
  • Plasenta Previa Total (menutup seluruh jalan lahir)
  • Plasenta Previa Sebagian (menutup sebagian jalan lahir)
  • Plasenta Previa Marjinal (disamping jalan lahir)
img from nurselabs.com
img from nurselabs.com

Apabila ibu hamil datang dengan perdarahan dari jalan lahir tanpa disertai nyeri, kemungkinan mengalami plasenta previa. Untuk menentukan tipe yang mana, bisa dilakukan pemeriksaan dalam di meja operasi atau pemeriksaan USG terlebih dahulu.
“Kalau saya hamil dengan plasenta previa, apa plasenta masih bisa bergeser?”
“Apakah saya masih bisa melahirkan normal?  Kapan saya boleh melahirkan?”
Posisi melekatnya plasenta tidak bisa digeser atau dipindah dengan cara apa pun, baik itu senam hamil atau manipulasi dari luar perut. Karena plasenta melekat di dinding rahim. Ibu hamil dengan plasenta previa bisa mencoba melahirkan normal apabila plasenta previa marjinal. Untuk ibu hamil dengan plasenta previa total tidak ada jalan lain selain melahirkan dengan cara seksio sesarea / operasi bedah sesar. Sedangkan ibu dengan plasenta previa sebagian sebaiknya melahirkan dengan cara seksio sesarea. Apabila usia kehamilan > 37 minggu atau dengan berat bayi dalam kandungan > 2500 gram maka ibu dengan plasenta previa dapat menjadwalkan persalinan bedah sesar kepada dokter kandungannya.
Bagaimana bila saya mengalami perdarahan yang aktif dan banyak, tetapi kandungan saya belum 37 minggu? Ibu hamil dengan plasenta previa apabila mengalami perdarahan akan berwarna merah segar, jika  terjadi perdarahan aktif pada pasien dengan plasenta previa maka dokter kandungan akan menjadwalkan operasi bedah sesar segera dengan tujuan menyelamatkan ibu dan bayi.
“Apa itu solusio plasenta?”
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat melekatnya di dinding rahim. Lepasnya plasenta dapat terjadi saat proses persalinan maupun sebelum proses persalinan. Hal ini jarang terjadi tapi bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Solusio plasenta ditandai dengan nyeri perut hebat yang datang tiba-tiba dengan disertai perdarahan dari jalan lahir berwarna merah kehitaman. Terjadinya solusio plasenta membahayakan nyawa ibu dan bayi. Plasenta sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi bayi dalam kandungan apabila terlepas dapat menyebabkan kematian bayi dan perdarahan hebat pada ibu apabila tidak ditangani dengan segera.
Ibu hamil yang mengalami solusio plasenta akan merasakan nyeri perut hebat secara tiba-tiba dengan disertai keluarnya darah dari jalan lahir berwarna merah kehitaman. Dokter yang menangani akan melakukan pemeriksaan perut, pemeriksaan dalam dan USG untuk mengetahui penyebab perdarahan yang terjadi dan kondisi bayi dalam kandungan. Jika kondisi dirasa membahayakan ibu atau janin maka akan dilakukan pengakhiran kehamilan segera. Proses persalinan apabila memungkinkan dilakukan secara normal dengan dilakukan induksi persalinan. Namun jika kondisi ibu dan bayi tidak memungkinkan, maka akan dilakukan operasi bedah sesar.
Setelah bayi dilahirkan, ibu akan diawasi secara ketat karena mungkin terjadi perdarahan setelah persalinan atau komplikasi yang lain seperti terjadi gangguan pembekuan darah atau gangguan ginjal.
“Apa itu vasa previa?”
Vasa previa adalah komplikasi dari kehamilan di mana pembuluh darah dari tali pusat terletak di selaput ketuban dan posisinya berada di dekat mulut rahim bagian dalam. Pembuluh darah ini berisiko putus ketika terjadi pecah ketuban sehingga membahayakan kondisi janin.
img from thepregnancyinfo.com
img from thepregnancy.info
Vasa previa ditandai dengan keluarnya air ketuban disertai dengan darah berwarna merah segar, kondisi bayi akan menurun bahkan bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. Vasa previa sangat jarang terjadi dan cukup sulit untuk didiagnosis. Biasanya dokter menemukan diagnosis ini secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan USG.
Apabila terjadi vasa previa, maka dilakukan operasi bedah sesar segera untuk menyelamatkan bayi dalam kandungan.
Saat ibu hamil mengalami perdarahan dari jalan lahir di usia kandungan berapa pun, segera ke dokter, bidan, rumah sakit, atau klinik terdekat untuk menentukan penyebab perdarahan agar ibu dan bayi dapat selamat dan ditangani dengan tepat.
Semoga bermanfaat..
-ED-

PERDARAHAN SAAT HAMIL MUDA

“TAKUT, PANIK, SEDIH” adalah perasaan yang menghinggapi ibu-ibu yang sedang hamil muda ketika mendapati adanya perdarahan dari jalan lahir. Emosi yang bercampur aduk, penuh dengan kekhawatiran dengan keadaan janin yang berada di dalam kandungan.
Bagaimana bila saya mengalami perdarahan ketika hamil muda?
Apa yang harus saya lakukan?
Kenapa saya keluar darah ketika hamil muda?
Bagaimana kondisi janin saya?
Berdasarkan penelitian, 20 % wanita hamil akan mengalami perdarahan dalam kehamilan, dan sebagian besar terjadi pada usia kandungan trimester pertama atau hingga usia kandungan 12 minggu. Apabila terjadi perdarahan di usia kandungan kurang dari 20 minggu, maka ini dinamakan abortus atau keguguran. Ada bermacam-macam jenis abortus yaitu abortus iminens (ancaman keguguran), abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung), abortus inkomplit dan abortus komplit.
Kenapa Keguguran Ini Bisa Terjadi?

Keguguran bisa saja terjadi karena ibu hamil yang terlalu lelah, setelah berhubungan seksual, setelah terjatuh, ada infeksi, kehamilan yang tidak berkembang dengan baik, dan faktor-faktor lain. Kalau ibu mengalami perdarahan saat hamil muda, segera datang ke puskesmas, klinik, bidan, rumah sakit, atau ke dokter kandungan. Beritahukan ke suami atau kerabat terdekat untuk mendampingi ke rumah sakit.

Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk memastikan penyebab perdarahan yang terjadi. Kira-kira apa saja yang akan dokter/bidan lakukan ?
Pertama-tama, dokter/bidan akan memeriksa tekanan darah, suhu, frekuensi nadi, dan frekuensi napas dari ibu. Kemudian akan diwawancara tentang riwayat kehamilan dan persalinan. Akan lebih baik apabila ibu datang dengan membawa buku KIA agar mempersingkat proses ini. Setelah itu, akan dipastikan bahwa ibu memang hamil dan kemudian akan dilakukan pemeriksaan inspekulo.
Pemeriksaan inspekulo ini dilakukan dengan cara ibu membuka sebagian pakaian (pakaian bagian bawah) kemudian naik ke atas meja ginekologi (meja periksa yang memiliki penyangga kaki), setelah bibir vagina dibersihkan, kemudian alat speculum dimasukkan. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk melihat mulut rahim dari ibu, apakah terbuka atau masih tertutup. Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut, barulah dilakukan pemeriksaan USG apabila diperlukan.
Dari hasil pemeriksaan inspekulo tadi, kalau mulut rahim ibu masih tertutup dan hanya terdapat sedikit darah, dan kemudian di USG ternyata kehamilan masih baik, maka kehamilan akan berusaha dipertahankan dengan memberikan obat 'penguat' kandungan. Obat ini untuk mengurangi kontraksi rahim sehingga perut tidak 'kram' atau nyeri. Obat dapat berupa golongan allylestrenol atau golongan progesterone. Selain pemberian obat, ibu hamil harus istirahat total/bedrest agar kontraksi rahim dan perdarahan dapat berhenti. Dengan pemberian obat dan istirahat ini diharapkan kehamilan dapat terus dipertahankan.
Sedangkan apabila mulut rahim sudah terbuka, sebagian produk kehamilan dalam rahim sudah keluar, atau setelah di USG kondisi kehamilan sudah tidak baik, maka akan dilakukan tindakan mengeluarkan kehamilan tersebut atau sering disebut dengan kuret atau kuretase. Pasien yang dilakukan kuret biasanya akan diberikan bius total/general, hal ini dilakukan supaya pasien lebih nyaman, tidak merasakan sakit, atau mengurangi trauma karena merasa kehilangan janin yang dikandungnya.
Setelah Keguguran, Kapan Saya Bisa Hamil Lagi?

Setelah keguguran, baik dikuret atau tidak dikuret, sebaiknya ibu yang ingin hamil lagi menunda kehamilan berikutnya selama 3 sampai 6 bulan. Untuk kehamilan berikutnya, ibu dan suami sebaiknya kontrol ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG) untuk melakukan program hamil agar kehamilan yang akan datang dapat berjalan dengan baik.

Semoga bermanfaat..

Tuesday, October 3, 2017

PERIKSA ke DOKTER KANDUNGAN : “KAPAN, UNTUK APA, SIAPA SAJA?”



Dokter : “Selamat sore ibu, ada yang bisa dibantu?”
Pasien  : “Saya mau USG dok”
Dokter : “Kenapa mau USG?”
Pasien  : “Mau cek, mau periksa”
Dokter : “Ibu hamil?”
Pasien  : “Ya iyalah dok, ngapain saya kesini kalo ga 
                  hamil”         
Dokter : “Hufff” (menghela napas panjang)


Itu sepenggal percakapan yang sering saya jumpai pada pasien-pasien yang datang untuk memeriksakan dirinya ke praktek saya. Kalo ke dokter kandungan atau dokter SpOG itu ya pasti hamil dan hanya untuk orang hamil. Kalo ke dokter kandungan itu pasti untuk memeriksakan kehamilannya.
Dokter kandungan atau SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi) atau Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan merupakan dokter spesialis yang menangani permasalahan kebidanan atau kehamilan (termasuk komplikasinya) dan menangani penyakit kandungan (infeksi, tumor, kanker dan komplikasinya). 
Jadi, dokter kandungan atau SpOG tidak hanya menangani pasien hamil saja, melainkan juga pasien tidak hamil. Apa saja pasien-pasien non-hamil yang perlu datang ke dokter kandungan? Pasien wanita dengan haid / menstruasi tidak teratur, menstruasi berlebihan, nyeri saat menstruasi, keputihan, benjolan di bagian perut bawah, nyeri perut bawah, benjolan di bagian organ kewanitaan, pasien menopause, tumor dan kanker kandungan, dan gangguan lain di organ kewanitaan.

“Kapan seorang wanita perlu untuk datang ke dokter kandungan?”

Sesegera mungkin apabila merasakan kelainan dari organ kewanitaannya. Ketika seorang anak perempuan seharusnya sudah haid tetapi belum juga mendapatkan haid pertamanya, maka orang tua perlu membawa ke dokter kandungan agar diperiksa apakah hanya kelainan atau gangguan hormonal saja atau ada kelainan dari anatomi organ kewanitaan. Ketika seorang wanita pada usia subur  dan sudah pernah berhubungan seksual mengalami keterlambatan haid maka perlu ke dokter kandungan agar diperiksa apakah terlambat haid karena gangguan hormonal, stress, atau karena hamil. 


Apabila hamil, dokter akan melakukan USG untuk menentukan kehamilan berada di dalam kandungan atau diluar kandungan, usia kandungan saat itu, taksiran persalinan, kondisi janin dalam kandungan. Wanita dengan benjolan di perut bagian bawah perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan agar diketahui asal dan jenis benjolan tersebut. Wanita yang mengalami keputihan berlebih, gatal, bau, dan berwarna (tidak bening). Wanita yang mengalami perdarahan dari jalan lahir diluar siklus menstruasinya juga sebaiknya datang ke dokter kandungan untuk diperiksa.

“Enak ya kalo dokter kandungan cowok, kan pasiennya cewek semua”

Taukah anda, pasien dokter kandungan tidak 100% wanita. Masa sih? Ya, pasien dokter kandungan 98% saja yang wanita, yang 2% adalah laki-laki. Mungkin sebagian dari anda tidak percaya. Kenapa ada 2% pasien dokter kandungan itu laki-laki?
Untuk pasangan yang sudah menikah tapi belum juga dikaruniai anak, pasangan tersebut akan datang ke dokter kandungan. Kalau datang ke saya hanya sendiri saja (istri) maka akan saya suruh datang lagi dengan suami. Kenapa? Karena terapi infertilitas atau program ingin anak harus dilakukan bersama-sama suami dan istri. Bukankah “bikin anak” itu dilakukan berdua dengan pasangan? Tidak bisa “bikin anak” dilakukan sendiri. Tentu kalo mau berobat / program juga harus berdua. Pemeriksaan dan terapi yang diberikan juga untuk suami dan istri, itulah mengapa pasien dokter kandungan 2%-nya laki-laki.
Jadi, untuk anda yang berencana datang ke dokter kandungan, beritahukan dari awal tujuan kedatangan anda ke dokter kandungan tersebut. Ceritakan keluhan yang anda rasakan. Karena perut membesar belum tentu hamil, bisa saja tumor kandungan, maka dokter pasti akan menanyakan maksud dan tujuan anda datang. Untuk anda yang memiliki keluhan di perut bagian bawah dan sekitar organ intim wanita, segeralah memeriksakan diri, agar segera diketahui permasalahan dalam tubuh sehingga lebih cepat ditangani.
Semoga bermanfaat..
-ED-